
Indonesia berpeluang jadi pembeli pertama pesawat pengintai kelas Airbone Early Warning & Control, buatan India-Brazil, DRDO-Embraer AEW&C. Pesawat AEW&C ini memiliki fungsi untuk mendeteksi pesawat terbang, kapal perang, dan kendaraan jarak jauh serta melakukan pengendalian dan komando dalam pertempuran udara dengan mengarahkan pesawat tempur kawan menuju sasaran.
Indonesia sendiri saat ini hanya mengandalkan Boeing 737 2×9, produksi 1982, yang sebenarnya kelas MARITIME PATROL tapi tetap dipaksa untuk menjadi “AEW&C”.

Ada dua kandidat untuk pesawat tipe ini, yang pertama adalah Bombardier Global Eye, besutan pabrikan Saab dengan Bombardier. Di ASEAN, Thailand telah menggunakanya bersama platform pesawat Gripen dari Swedia.

Dan yang kedua tampaknya adalah DRDO-Embraer AEW&C buatan kolaborasi India-Brazil. Dan Indonesia bisa menjadi pelanggan pertama negara asing untuk sistem DRDO-Embraer AEW & C, jika benar jadi membeli.
Indonesia merupakan negara pertama (diluar Brazil-India) yang menyatakan minatnya terhadap pesawat ini. Bakan kabarnya kementrian pertahana telah meminta dilakukan demonstrasi sistem ini di Jakarta.

Sampai saat ini, proyek oembuatan pesawat ini baru telah mendapat izin operasional awal dan telah dibuat dua pesawat. Rencananya akan diserahkan kepada Angkatan Udara India, di Aero India show.
Dilansir dari Livefist (12/02), DRDO India telah pesawat ini secara agresif dan proaktif kepada pelanggan asing di Aero India 2017. Ada 52 negara yang hadir dalam acara itu.
DRDO mengkonfirmasi telah menerima pernyataan ketertarikan dari Brazil sendiri dan dari pelanggan asing seperti Israel dan Afrika Selatan.
Nah kira-kira mana nih pilihan tepat untuk TNI AU?
Imho dengan kondisi lanud2 di Indonesia banyak yg berukuran kecil, apa tidak lebih baik menggunakan pesawat AEW&C bermesin turboprop? Toh untuk air refueling jg tidak sesederhana yg kita bayangkan, terlebih kita cuma punya Herky air tanker. Lebih baik pesawat yg bisa berpangkalan di lanud2 “terdepan” (bukan terluar ya) walaupun itu lanud dgn runway kecil.
iya juga sih
tapi AEW bermesin jet lebih luas jangkauanya gan.
klo bermesin turboprop kyakna sudah ada versi CN-235 MPA
jika pake DRDO-Embraer EMB-145 AEW&C aircarft yg buat india- pesawat brasil?hhhmmm kalo tot nya brahmos ga papa deh. setau saya india pelit sama pelitnya spt tuan minyak timteng.
kalo untuk patrol marine lebih baik dan sesuai memang kelas pesawat turboprop lebih efisien krn hanya sebatas untuk pengawasan kapal di mana gerak kapal jg tidak terlalu cepat.
tp global eye jg dpt berfungsi buat maritim. SAAB sebelumnya sudah pernah membuat pesawat intai menggunakan pesawat jenis SAAB 340, SAAB 2000, dan buatan perusahaan Brasil, Embraer E145 dan terakhir boombardier global 6000,kanada.
tp untuk air superiority lebih tepat pake turbofan!!!!!!! Boeing 737-200 yg sudah ada juga menggunakan turbofan tp bongsornya badan memang tak sesuai utk aew.
pesawat
– Embraer EMB-145 mengunakan two Rolls-Royce AE 3007(First run: 1991) series turbofan engines // perangkat AEW india yg rakit
pesawat boombardier global6000 sudah menggunakan two Rolls-Royce BR700(First run : 1994) series turbofan engines. // perangkat AEW swedia yg rakit dan madein saab
kira kira kalo mesin Rolls-Royce bisa tidak yh perawatannya di lakukan di GMF AeroAsia???
Yang mana pun itu asal sesuai dengan UU pengadaan alutsista !
Ingat jangan sampai pengadaan alutsista tersebut membuat orang kita semakin banyak yang masuk hotel prodeo!
Duh India, gua jadi inget. Pernah nanganin drilling produk India. Saban hari rusak Mulu, part nya susah, dan sangat tidak save.
Kalau hanya karena masalah harga yang miring tapi mengabaikan inti dan fungsi dari produk itu sendiri sebaik nya pemerintah fokus genjot ifx-kfx yg SDH didpan mata. Pemerintah indo terkesan terburu buru dan plin plan alias GA jelas.
Walau bagaimana pun safety adlh yg nomer satu. Percuma murah tapi jatuh Mulu. Lagian indo pembeli pertama
Duh gagal fokus .