
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia akan disebar dan diaktifkan mulai April 2019. Dia mengabaikan ancaman Amerika Serikat (AS) yang akan menjatuhkan sanksi kepada Ankara jika mengaktifkan senjata pertahanan canggih tersebut.
“Pada musim semi mendatang, insya Allah pada bulan April 2020, kami akan dapat mulai menggunakan sistem ini,” katanya, dalam pidato di pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Ankara, Jumat (26/7/2019), seperti dikutip Al Jazeera.
“Turki akan secara aktif menggunakan S-400 mulai April 2020, setelah pelatihan perakitan dan personel selesai,” lanjut dia.
Turki selama ini menegaskan posisinya yang bebas untuk memilih membeli senjata dari negara mana pun. Pemerintah Erdogan bersumpah akan membalas terhadap sanksi apa pun yang akan dijatuhkan Amerika. “Saya berharap AS akan bertindak yang masuk akal,” kata Erdogan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo menyampaikan ancaman bahwa AS akan memberlakukan sanksi tambahan terhadap Turki jika nekat mengoperasikan sistem rudal anti-pesawat tersebut.
“Mungkin ada lebih banyak sanksi mengikutinya tetapi terus terang apa yang benar-benar kita sukai adalah S-400 tidak dioperasionalkan,” kata Pompeo dalam wawancara dengan Bloomberg.
AS telah berulang kali menekan Turki untuk membatalkan kesepakatan pembelian senjata pertahanan Moskow tersebut. Sanksi Washington yang bisa menghantam Ankara itu berdasarkan Undang-undang Melawan Musuh AS Melalui Sanksi atau CAATSA yang diteken Presiden Donald Trump tahun 2017.
Moskow sudah merampungkan pengiriman gelombang pertama komponen sistem S-400 beberapa hari lalu. Senjata itu dibeli Ankara di bawah kontrak senilai USD2,5 miliar.
AS bersikeras bahwa pembelian senjata buatan Rusia merusak keamanan NATO, dan telah membekukan pengiriman jet tempur siluman F-35 ke Turki dalam upaya untuk menekannya agar membatalkan kontrak dengan Rusia.
Senator AS, Lindsey Graham, mengatakan bahwa tidak ada pilihan yang tersisa untuk memberikan sanksi kepada Turki jika negara itu nekat mengoperasikan S-400.
Sumber: sindonews.com
Tinggalkan Balasan