
4 Pesawat tempur F-16 C/D Block 52 yang baru dikirim dari Amerika Serikat, ternyata yang 2 sudah rusak di dalam perjalanan. Hanya 2 unit yang akhirnya bisa sampai mendarat di Lanud Iswahjudi, Maospati, Kabupaten Magetan, Senin (20/3/2017).
1 pesawat mengalami kerusakan di sistem pendingin ruangan dan 1 pesawat rusak sistim control kemudinya. Keduanya sedang diperbaiki di Guam.
Kepala Staf Komando Operasi Angkatan Udara (Kas Koopsau) II, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Donny Ermawan, mengatakan, perjalanan dari Huntsville ke Indonesia memakan waktu sekitar 38 jam. Nah, untuk membawa pesawat tempur tersebut, harus transit di tiga negara.
“Saat berada di Guam, satu pesawat mengalami trouble pada mesin pendingin ruangan dan sistem kontrol kemudi,” ujarnya, saat menyambut kedatangan pesawat itu di Lanud Iswahjudi.
Selain Marsma TNI Donny Ermawan, kedatangan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon juga disaksikan Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Andyawan Martono Putro dan sejumlah pejabat setempat.
Menurut Marsma Donny, kerusakan seperti itu masih wajar, karena pesawat baru mengalami rekondisi, dan iinformasi dari Guam, pesawat sudah bisa diperbaiki dan diterbangkan ke Lanud Iswwhjudi.
“Kerusakan ringan dan ini sudah selesai diperbaiki dan siap diterbangkan ke Lanud Iswahjudi. Mudah mudahan, Selasa (21/3-2017) sudah sampai,” tegas mantan Komandan Lanud Iswahjudi ini.
Informasi dari Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud Iswahjudi, pesawat tempur jenis F-16 Fighting Falcon ini merupakan pesawat hibah dari pemerintah Amerika Serikat.
Meski pesawat bekas, seluruhnya sudah mengalami rekondisi baru sampai perangkat elektronik sudah digital.
“Meski hibah bukan gratis, karena biaya rekondisi sehingga kembali seperti baru, dibayari Pemerintah Indonesia,” jelas Kepala Pentak Lanud Iswahjudi Letkol TNI AU Luluk Herlina.
Dua unit pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang datang dari Amerika Serikat itu, jenis single seat dikemudikan pilot pabrik Sean Rush dengan call sign Bull. Sedang yang double seat dikemudikan Jason Club Ston dengan call sign Coach dan Mayor pnb Gusti Made Yoga Ambara call sign Barong.
Pesawat produksi Amerika tersebut dipakai di 25 negara termasuk Indonesia dan sudah tidak dibuat untuk Angkatan Udara Amerika Serikat sejak tahun 2000 lalu.
sumber: tribunnews.com
ah masak mesinnya ngadat ? gmn kalo nanti digunakan ngadat lagi…..
warisan pemerintahan sebelumnya, dan lucunya di amini sama TNI AU….
sudah terlanjur dibeli