DPR Kunjungi Lagi Calon Kapal Frigate TNI, Belinya Kapan Woi?

Salah satu kebutuhan TNI AL adalah kapal perang kelas Frigat. Saat ini TNI AL baru memiliki kapal kelas “Light” Frigat.

Salah satu kandidat Kapal Frigat yang akan dibeli untuk TNI AL adalah Iver Huitfeldt Class, fregat fregat kelas berat rasa Destroyer buatan Denmark.

Jika jadi diakuisisi oleh Indonesia, Iver Huitfeldt Class ini akan menjadi kapal perang terbesar di Asia Tenggara. fregat ini nantinya digadang-gadang bakal menjadi yang tercanggih dan terbesar di Asia Tenggara melebihi Formidable Class milik Singapura. Bayangkan, berat Iver Huitfeldt Class sendiri mencapai 6.645 ton berbanding dengan Formidable yang ‘hanya’ 3.200 ton.

Pemerintah Denmark sudah ngasih penawaran resmi, tinggal kapan Indonesia mau beli. Masalahnya pihak kita-nya yang lambat. Dari dulu cuman kirim delegasi DPR dan Pejabat Kemhan untuk melihat kapal ini.

Total sudah empat kali rombongan delegasi dari Indonesia mengunjungi OMT dan kapal Iver Huitfeldt di Denmark.

Yang terkini, pada akhir Februari 2020 kemarin. Terus belinya kapan? berikut kutipan berita dari situs KBRI Denmak.

Serangkaian acara dilangsungkan di KBRI Denmark di Kopenhagen dalam rangka kunjungan Delegasi RI untuk melanjutkan perundingan bersama mitranya dari Denmark Odense Maritime Technology (OMT).

Dinner untuk menghormati delegasi dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Odense Maritime Technology diselenggarakan di Wisma Duta Indonesia.

Foto: KBRI Denmark

Mempererat kerja sama pertahanan Indonesia dan Denmark, Dubes RI dan Delegasi Indonesia dari Kementerian Pertahanan RI kunjungi kapal Iver Huitfeldt Class di Royal Danish Naval Base, Korsør Denmark.

Dubes RI dan Delegasi Indonesia dari Kementerian Pertahanan RI diskusi lebih lanjut mengenai kerja sama bidang pertahanan bersama CEO Odense Maritime Technology, Kåre Groes Christiansen, dan team.

Posting Komentar untuk "DPR Kunjungi Lagi Calon Kapal Frigate TNI, Belinya Kapan Woi?"