Pemerintah Indonesia konsisten memperjuangkan agar bangsa Palestina bisa memiliki negara Merdeka.
Dari Istana Kepresidenan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan sikap resmi menolak rencana Israel mencaplok wilayah Tepi Barat yang dikuasai Palestina.
Sikap Indonesia ini telah disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berlangsung secara virtual pada Rabu (27/5).
Beberapa hari terakhir, ia juga telah menghubungi Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, dan sejumlah menteri luar negeri dari anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), Gerakan Non-Blok, Uni Eropa, serta organisasi dan lembaga internasional lainnya.
“Dalam surat (yang saya kirim ke pejabat tinggi negara sahabat, red), saya menyebutkan aneksasi tidak hanya mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan, tetapi juga mengancam seluruh upaya menemukan penyelesaian terhadap isu Palestina,” terang Retno saat jumpa pers mingguan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/5) seperti dikutip dari jawapos.com
Indonesia menekankan kewajiban PBB agar mengembalikan wilayah Palestina sesuai dengan tapal batas 1967.
Tapal Batas 1967, kerap dikenal dengan 1967 Borders atau Green Line, merupakan garis batas yang ditetapkan saat gencatan senjata sebelum Israel mengadakan serangan selama enam hari ke daerah-daerah yang dihuni oleh rakyat Palestina, termasuk di antaranya di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
“Kita tidak dapat membiarkan Israel melanjutkan rencana aneksasinya (di Tepi Barat, red),” terang Retno.
Posting Komentar untuk "Indonesia Siap Jegal Rencana Jahat Israel Soal Palestina"