Pada tanggal 6 Juni lalu, Menteri Pertahanan Chung Kyung-Doo memimpin rapat soal kelangsungan proyek pesawat tempur generasi berikutnya (KF-X). Maslah utama yang dibahas adalah macetnya iuran dari pihak Indonesia yang belum dibayar.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para pembantu utama, termasuk Wakil Menteri Pertahanan Park Jae-Min, Direktur Urusan Pertahanan Wang Jeong-Hong, dan Wakil Menteri Pertahanan Kang Eun-Ho.
Dilaporkan bahwa Menteri Chung menunjukkan situasi di mana biaya pengembangan KF-X sedang macet, karena cicilan biaya partisipasi dari pihak Indonesia enggak jalan.
Biaya total proyek pesawat ini mencapai ₩18 Triliun yang terbagi: 60% ditanggung Pemerintah Korea Selatan, 20% oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dan 20% oleh Pemerintah Indonesia.
Sesuai perjanjian Pemerintah Indonesia seharusnya setor senilai ₩623,5 Miliar pada tahun 2019 lalu. Namun pihak Indonesia baru setor ₩227,2 Miliar saja sampai tahun 2019 kemarin, jauh dari target.
Sesuai kontrak, setoran Indonesia akan terkumpul total ₩1,7 Triliun pada tahun 2026 mendatang, jika mbayarnya lancarr.
Belakangan, ada beberapa opsi yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia untuk membayar sisa kekurangan dengan pesawat CN-235, peralatan darat, dan pakaian dewasa. Kabarnya, Presiden Indonesia saat kunjungan ke Korea Selatan, ia melakukan negoisasi ulang dengan Presiden Moon Jae-in agar porsi Indonesia dikurangi dari 20% menjadi 15% saja.
Dalam kabar terbaru, diketahui para ilmuan Indonesia terkait KF-X/IF-X dipulangkan dari Korea Selatan dengan alasan COVID-19, namun isu ini tidak menutup kemungkinan hengkangnya partner Korea Selatan itu dari proyek ini.
Posting Komentar untuk "Korsel Rapat Darurat Bahas Nasib Indonesia Dalam Proyek Pesawat KF-X/IF-X"