Armenia Keluhkan Senjata Elektronika Rusia Tidak Berfungsi Selama Perang

Sistem Peperangan Elektronik (Electronic Warfare – EW) “Repellent” buatan Rusia yang dikerahkan oleh Armenia untuk melindungi langit di atas Nagorno-Karabakh sama sekali tidak berfungsi, kata Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dalam pidato radio pada hari Selasa (08/12).

Armenia telah membeli sistem EW “Repellent” buatan Rusia pada tahun 2017. Sistem EW “Repellent” merupakan sistem EW yang ditujukan untuk melawan UAV. Rosoboronexport dalam situsnya mengklaim bahwa “Repellent” mampu melakukan supresi (membungkam) radioelektronik semua saluran kendali telekomunikasi UAV. Disebutkan juga bahwa sistem tersebut mampu melakukan jamming terhadap receiver navigasi satelit UAV.

Namun demikian, PM Armenia memuji sistem buatan Rusia lainnya, seperti sistem rudal anti-pesawat “Osa-AK”, yang menurut Pashinyan, “menghancurkan banyak sasaran selama perang di Nagorno-Karabakh, dan selama eskalasi bulan Juli di Tavush menjatuhkan drone Hermes 900 buatan Israel milik Azerbaijan. ”

Sebuah drone Bayraktar TB2 buatan Turki digunakan secara luas oleh pasukan Azerbaijan, bahkan berhasil menghancurkan sistem EW “Repellent” di dekat perbatasan yang disengketakan, menurut laporan Avia.pro. Pihak Yerevan tidak membantah atau membenarkan kejadian tersebut.

Pakar militer menduga bahwa pesawat tak berawak itu mungkin telah berhasil “bersembunyi” di balik peralatan lain, seperti bagaimana pesawat pengintai AS yang terbang di wilayah udara China “ditutupi” oleh pesawat sipil beberapa bulan lalu.

Rosoboronexport memasarkan sistem “Repellent” sebagai “sistem EW yang dirancang untuk menghancurkan UAV berukuran kecil”. Sistem ini tersedia dalam versi mobile dan stasioner. Fitur yang dimiliki termasuk deteksi dan pelacakan UAV, pelacakan parameter sinyal UAV, supresi elektronik transmisi data UAV dan saluran kontrol dan stasiun kontrol darat, jamming receiver navigasi satelit UAV jamming dan lainnya.

Sistem EW Rusia lainnya, Krasukha, yang dikerahkan di sekitar pangkalan Gyumri yang sensitif di Armenia, diklaim telah menjatuhkan setidaknya 9 drone Bayraktar, selain loitering munition Harop Israel. Krasukha juga berhasil melindungi Pangkalan Udara Hmeymim Rusia di Suriah. Dibangun oleh KRET, stasiun pengacau multifungsi broadband Krasukha dirancang terutama untuk melindungi area di dalam dan sekitar pangkalan militer Rusia di mana pemancarnya yang kuat dapat mengosongkan radar udara. Rusia juga dilaporkan mendapati Krakuska berguna dalam menangkal drone bersenjata.

Sumber : defenseworld.net/FP Angga Saja

Posting Komentar untuk "Armenia Keluhkan Senjata Elektronika Rusia Tidak Berfungsi Selama Perang"