Di akhir masa jabatanya Presiden Donald Trump sedang dispekulasikan untuk membuka medan perang baru dengan Iran. Sebuah skenario yang juga sedang ditunggu oleh Israel walau sebenarnya Donald Trump tidak disukai oleh PM. Israel, Netanyahu. Iran sendiri sudah menyadari bahwa mereka sedang menjadi target bagi klimaks Trump sebagai Presiden AS.
Pada 12 Januari, masih Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuduh bahwa Iran telah menjadi “pangkalan” baru bagi Al-Qaeda yang lebih buruk daripada Afghanistan. Dalam pidatonya seminggu sebelum meninggalkan jabatan, Pompeo juga mendukung spekulasi bahwa orang kedua di komando Al-Qaeda diduga terbunuh tahun lalu di Teheran, meskipun dia tidak mengatakan bahwa Israel yang melakukan pembunuhan itu.
“Al-Qaeda memiliki basis baru. Itu adalah Republik Islam Iran,” kata Pompeo dalam pidatonya di National Press Club. “Saya akan mengatakan Iran memang Afghanistan baru (sebagai pusat geografis utama Al-Qaeda) dengan level lebih berbahaya.”
“Tidak seperti di Afghanistan, ketika Al-Qaeda bersembunyi di pegunungan, Al-Qaeda saat ini beroperasi di bawah perlindungan rezim Iran,” lanjutnya.
Pompeo mendesak lebih banyak tekanan internasional pada “kekuatan besar untuk kejahatan di seluruh dunia.” Dia menekankan bahwa Amerika Serikat saat ini hanya tersedia sedikit opsi dalam berurusan dengan kelompok yang sekarang “terkubur di dalam” negara itu.
Jika sampai Trump menyerang Iran di akhir masa pemerintahanya. Dia akan menjadi sosok hero di mata warga AS terhadap negara yang selama ini menjadi kerikil dalam sepatu itu.
Dukungan dari negara-negara Arab pro Amerika juga akan mengalir deras. Baik dari dana ataupun dari pesanan senjata. Pabrik-pabrik senjata di AS akan kembali beroperasi menggerakkan ekonomi yang sedang sekarang dihantam badai pandemi virus ini.
Posting Komentar untuk "Buka Medan Perang Baru, AS Sedang Membidik Iran?"