Yunani adalah negara anggota Uni Eropa dengan tingkat ekonomi paling rendah setelah diterjang krisis ekonomi pada 2008. Sangking parahnya, bahkan pada Juni 2015, pemerintah Yunani mengumumkan penutupan semua bank di negara ini selama sedikitnya sepuluh hari (enam hari kerja bank).
Krisis di Yunani itu disebabkan tingginya hutang pemerintah. Beruntung negara itu tergabung dalam Uni Eropa sehingga penyelamatan berhasil dilakukan dan mulai pulih sejak tahun 2018.
Setelah mulai pulih, negara itu mulai melakukan restrukturisasi alutsista salah satunya pesawat tempur. Dengan membeli pesawat Rafale dari Perancis. Walau sebagian besar adalah bekas.
Pada 18 Mei 2021, Rafale B pertama dengan nomor seri 401 untuk Angkatan Udara Yunani difoto saat terbang dari Pangkalan Aérienne 125 (BA 125) Istres-Le Tubé di selatan Prancis.
Pada Januari 2021, Yunani memesan 18 jet tempur Dassault Rafale. Kontrak ini mencakup dua belas jet Rafale bekas Angkatan Udara dan Antariksa Prancis dan enam pesawat baru.
Pesawat tersebut kemungkinan akan segera dikirim, Rafale pertama diharapkan akan diserahkan ke Yunani pada Juli 2021, tetapi akan tetap berada di Prancis untuk melatih pilot AU Yunani. Jadwal penyerahan enam pesawat pertama akan dilakukan setiap bulan dimana pesawat keenam akan diserahkan pada Desember 2021. Awal tahun 2022, Rafale pertama akan diterbangkan ke Yunani.
Pada tahun 2023, semua Rafale akan ditambahkan ke inventaris Skuadron 332 Mira “Geraki Hawk”, dari Wing Tempur ke-114 yang berbasis di Tanagra Yunani. Pesawat Rafale itu akan menggantikan Dassault Mirage 2000BG dan Mirage 2000EG yang dioperasikan oleh unit tersebut.
Posting Komentar untuk "Pesawat Rafale Yunani Mulai Mengudara Walau Diterjang Krisis Ekonomi"