Para Insinyur pesawat terbang dari Indonesia yang meninggalkan Korea Selatan (Korsel) tahun lalu karena pandemi dan tarik ulur keikusertaan Indonesia dalam pengembangan pesawat KFX/IFX atau yang sekarang diberi nama Boramae, dilaporkan akan segera kembali ke Korsel.
Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan – Defense Acquisition Program Administration (DAPA), 32 insinyur asal Indonesia sedang menjalani prosedur administrasi, seperti aplikasi visa, untuk kembali bekerja ke markas Korea Aerospace Industries (KIA) di Sacheon.
Seperti diketahui, Indonesia pada masa Presiden SBY telah menanda tangani kontrak kerjasama untuk bermitra dalam proyek KF-21 Korea Selatan yang bertujuan untuk mengembangkan jet tempur baru pada tahun 2026, dan berjanji untuk menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan sebesar 8,8 triliun won (US$7,6 miliar), atau sekitar 1,7 triliun won.
Namun dalam prosesnya, setelah pergantian presiden dari SBY ke Jokowi. Jakarta menunggak kewajiban setor uang dan bahkan Menhan Prabowo kabarnya sempat berencana menarik mundur Indonesia dari proyek ini.
Walhasil tim teknik Indonesia yang beranggotakan 114 orang, pulang ke Indonesia pada bulan Maret tahun lalu.
Indonesia berhenti melakukan pembayaran setelah menginvestasikan 227,2 miliar won, dengan sekitar 700 miliar won telah jatuh tempo.
“Pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya yang berkelanjutan untuk pengembangan bersama KF-21/IF-X, dan mencari kerja sama agar para insinyurnya segera kembali ke Korea Selatan,” kata badan tersebut dalam sebuah rilis.
Korea Selatan memutuskan untuk menerima permintaan tersebut, terlepas dari masalah pembayaran yang belum terselesaikan, untuk dengan cepat menormalkan bisnis bersama.
Dimulai dengan 32 insinyur, sekitar 100 personel akan kembali ke pabrik Sacheon pada akhir tahun.
Posting Komentar untuk "Insinyur Indonesia Dipanggil Lagi Korea Selatan Untuk Lanjut Garap Pesawat IFX KF-21 Boramae"