Indonesia Siap Beli Pesawat A400M Asalkan Diberi Lebih Banyak Kebebasan Dalam Memproduksi CN-235

Indonesia dilaporkan janes.com, meminta otonomi yang lebih besar dari Airbus dalam proses pembuatan pesawat CN235.

Permintaan ini menjadi syarat jika Indonesia nantinya memilih pesawat angkut militer A400M Atlas buatan Airbus. Demikian dikutip dari Janes.com yang katanya bersumber dari Pejabat Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) di Jakarta.

CN235 adalah pesawat utilitas jarak menengah yang dikembangkan bersama oleh Construcciones Aeron´auticas SA (sekarang bagian dari Airbus) dan pabrikan Indonesia PT Dirgantara Indonesia – PTDI (sebelumnya dikenal sebagai IPTN) pada 1980-an.

Beberapa varian pesawat telah dikembangkan, dengan PTDI mendapatkan kontrak untuk patroli maritim dan versi transportasi badan pesawat dengan pelanggan seperti angkatan bersenjata Indonesia, Sayap Udara Angkatan Darat Nepal, dan Angkatan Udara Senegal sejak 1993.

Seperti yang dilansir pada Oktober 2021, Kementerian Pertahanan Indonesia telah memulai kembali pembicaraan untuk kemungkinan pengadaan armada Airbus A400M untuk meningkatkan kemampuan pengangkutan udara militer angkatan udaranya. Perencana pertahanan Indonesia juga berkonsultasi dengan Airbus untuk memahami apakah jenis pesawat juga dapat memenuhi persyaratan pengisian bahan bakar dalam penerbangan angkatan udaranya.

Daftar hadir pertemuan baru-baru ini antara pejabat Indonesia dan Airbus pada 1 Oktober mencakup lima perwakilan dari Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, seorang eksekutif senior PTDI, dan perwakilan dari penyedia layanan kedirgantaraan milik negara, GMF AeroAsia.

Dokumen dari pertemuan ini lebih lanjut menunjukkan bahwa PTDI mendorong untuk memproduksi lebih banyak segmen CN235 di fasilitasnya di Bandung, Indonesia.

Segmen-segmen ini adalah flap dalam pesawat, badan pesawat, penutup mesin, rakitan hidung dan roda pendarat utama, dan rakitan kotak sayap tengah.

Posting Komentar untuk "Indonesia Siap Beli Pesawat A400M Asalkan Diberi Lebih Banyak Kebebasan Dalam Memproduksi CN-235"