Proyek pesawat tempur generasi 4,5 KF-21 Boramae (Hawk) Korea Aerospace Industries (KAI) telah bertahan dari kekurangan keuangan dan skeptisisme untuk matang selama dua dekade terakhir. Evolusi program juga mencerminkan langkah yang dibuat oleh industri pertahanan negara.
Saat beroperasi, KF-21 diharapkan akan digunakan dalam konfigurasi kursi tunggal dan dua kursi. Hal ini diharapkan akan dipersenjatai dengan berbagai amunisi udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Pada peluncuran KF-21 pada April 2021, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan “era baru pertahanan independen telah dimulai. Ini adalah tonggak bersejarah dalam perkembangan industri penerbangan [di Korea Selatan]”. Moon juga mengatakan bahwa Seoul berharap untuk menyebarkan batch awal 40 pesawat pada tahun 2028.
Transisi proyek yang berhasil dari konsepsi ke pengujian penerbangan juga memungkinkan Korea Selatan untuk bergabung dengan sekelompok negara terpilih yang telah mengembangkan jet tempur supersonik canggih. Negara-negara ini termasuk Cina, Prancis, India, Jepang, Rusia, Swedia, dan Amerika Serikat, ditambah konsorsium Eropa yang terdiri dari Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris.
Sampai saat ini Indonesia masih menunggak biaya urunan sebesar 20% dari total kebutuhan dana. Kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan ternyata juga belum membawa “deal” terkait tunggakan tersebut.
Indonesia telah menawarkan imbal dagang memakai minyak goreng ke Korsel untuk menutup tunggakan KF-21 Boramae. Akan tetapi, deal pembayaran itu disebut masih belum terealisasi.
Posting Komentar untuk "Milestone KF-21 Boramae: Kapan Indonesia Melunasi Tunggakan Urunanya?"