Pilot militer Prancis menghadapi defisit jam terbang yang mengkhawatirkan, menurut laporan baru-baru ini oleh seorang anggota parlemen Prancis atas nama Komite Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Nasional yang membahas tantangan yang akan dihadapi pilot Angkatan Udara Prancis pada tahun 2023.
Laporan yang disiapkan oleh anggota Parlemen Prancis Frank Giletti mencatat bahwa pilot pesawat tempur di Angkatan Udara Prancis diperkirakan hanya terbang selama 147 jam pada tahun 2023, dibandingkan dengan 162 jam pada tahun 2022, yang berada di bawah standar NATO yang mengharuskan pilot tempur untuk mencatat setidaknya jam terbang. 180 jam terbang per tahun.
“Defisit latihan ini sangat merugikan, sedangkan konteks strategis saat ini justru membutuhkan penguatan persiapan operasional penerbang kita,” kata Giletti.
Prancis sendiri sebenarnya berusaha mendapatkan pesawat terbang Mirage bekas AU Qatar tapi kalah rebutan oleh Indonesia. Mirage bekas diharapkan bisa menutupi kebutuhan pesawat terbang sementara.
Sumber: https://eurasiantimes.com/how-massive-export-success-of-rafale-fighter-jets-is/?amp
Posting Komentar untuk "Pesawat Rafale Laris Terjual, Pilot AU Prancis Kekurangan Jam Terbang"