Sejarah Impor Alutsista Indonesia dari Israel, Ada Pesawat Tempur Sampai Drone

Gonjang ganjing gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2022 terus bergejolak, terutama terkait penolakan terhadap timnas Israel. Secara konstitusi, Indonesia memang membuat aturan di tingkat menteri yang melarang untuk berhubungan diplomatik dengan negara zionis tersebut.

Namun di bidang alutsista, Indonesia sering membeli alutsista dari Israel walaupun tidak bertransaksi langsung. Kecanggihan senjata buatan negara Yahudi tersebut memang memikat. Indonesia sendiri sering membeli dengan cara diam-diam atau memakai pihak ketiga.

Indonesia tercatat mengimpor senjata dari Israel senilai US$1,32 juta pada 2020 lalu, atau setara Rp18,48 miliar (kurs Rp14 ribu per dolar AS). Secara volume, impor senjata dari Israel mencapai 2.674 kilogram (kg) atau 2,67 ton. yang terdiri dari senapan, suku cadang pistol, mortir dan meriam howitzer.

Pada 2019, Indonesia juga mengimpor senjata dari Israel, sumber catatan lembaga pemantau jual beli senjata internasional SIPRI Swedia. di tahun ini, Indonesia membeli 23 turret/kubah untuk Tank APC Pandur sedangkan nilainya dirahasiakan. 23 turret itu dibuat di Brazil dan dikirim ke Ceko lalu dirakit ke Austria baru kemudian dikirim ke Indonesia.

Pada 2012, Indonesia membeli 4 Drone Searcher Aerostar untuk TNI melalui broker asal Filipina. Dengan taksiran nilai mencapai 13 juta dollar amerika atau  setara dengan  195  milyar  rupiah.                                          

Adapun yang paling bersejarah adalah di era orde baru pada tahun 1980, semasa kepemimpinan Presiden Soeharto. Dalam operasi rahasia bersandi “Operasi Alpha”, Indonesia membeli 32 unit pesawat tempur Douglas A-4 Skyhawk dari militer Israel, calon pilotnya juga dikirim ke Israel untuk berlatih mengawakinya dan saat membawa pulang pun juga disamarkan agar tidak ketahuan publik bahwa itu adalah bekasnya Israel.

Posting Komentar untuk "Sejarah Impor Alutsista Indonesia dari Israel, Ada Pesawat Tempur Sampai Drone"