Amerika Akan Parkir Nuklir ke Taiwan, China Ancam Kobarkan Perang Dunia III

Setelah bertahun-tahun melakukan tindakan berperang yang ditujukan untuk merongrong kedaulatan dan integritas teritorial China hampir di mana-mana, baik itu Hong Kong, Xinjiang, China Laut Selatan/Timur, atau Taiwan, Amerika Serikat tidak menunjukkan tanda-tanda akan pernah berhenti dengan agresinya terhadap Beijing.

setelah menggelontorkan senjata bernilai miliaran dolar yang dialokasikan untuk provinsi pulau yang memisahkan diri dari China (yaitu Taiwan), yang terdiri dari 400 rudal anti-kapal dan jet tempur F-16 Block 70/72 terbaru, laporan sekarang menunjukkan bahwa Taipei dan Washington DC adalah dalam pembicaraan tentang Taiwan mendapatkan perlindungan dari payung nuklir AS dengan cara yang mirip dengan Jepang dan Korea Selatan.

Menurut RealClearDefense, mengutip sumber-sumber lokal, menteri luar negeri Taiwan Joseph Wu mengumumkan bahwa pulau itu sedang dalam pembicaraan dengan Washington DC tentang kemungkinan berada di bawah payung nuklir AS.

RealClearDefense memperingatkan bahwa langkah tersebut kemungkinan akan dilihat oleh Beijing sebagai eskalasi provokasi yang jelas dan akan sangat meningkatkan potensi perang di masa depan dengan China. Penilaian ini tidak dapat dianggap meremehkan, karena raksasa Asia ini pada dasarnya dijamin untuk menanggapi eskalasi tersebut secara langsung. Berada di bawah payung nuklir Amerika memerlukan beberapa perubahan kunci yang sama sekali tidak dapat diterima oleh China dan pasti akan memicu reaksi yang memadai.

The Taipei Times melaporkan bahwa pakar pertahanan lokal menganggap ini sebagai “positif untuk Taiwan”. Pada tanggal 23 Mei, peneliti Institut Pertahanan dan Keamanan Nasional Su Tzu-yun menyatakan:

“Doktrin keamanan nasional Taiwan secara eksplisit menolak pengembangan senjata pemusnah massal nuklir, kimia, dan biologi, meskipun negara tersebut menghadapi ancaman penggunaan senjata semacam itu dan harus bisa melawannya. Payung nuklir sekutu atas Taiwan akan sangat bermanfaat bagi keamanan Taiwan.”

Payung nuklir adalah kebijakan pencegahan yang berasal dari Perang Dingin (Pertama) dan memerlukan kekuatan nuklir untuk menjamin penggunaan senjata nuklirnya untuk membalas jika sekutunya terkena serangan nuklir oleh pihak ketiga mana pun.

Ini juga termasuk opsi menjadi tempat parkir senjata nuklir AS, seperti halnya dengan negara-negara seperti Korea Selatan antara tahun 1958 dan 1991. Menteri Luar Negeri Taipei Wu membuat komentar tentang kemungkinan ini selama sesi tanya jawab dengan Legislatif Yuan (parlemen Taiwan). Namun, dia menolak untuk memberikan perincian tentang pembicaraan tersebut dan apakah Taipei sendiri telah meminta AS untuk membawa pulau itu di bawah payung nuklirnya atau apakah inisiatif itu datang dari Washington DC.

“Mengenai pembahasan masalah ini dengan Amerika Serikat, tidak pantas bagi saya untuk mempublikasikannya di sini,” kata Wu, seperti dilansir The South China Morning Post.

Sebagian besar sekutu dan negara satelit/pengikut AS berada di bawah perlindungan payung nuklirnya, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan setiap anggota NATO, dengan hampir setengah lusin negara anggota Uni Eropa (Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki) bahkan memiliki nuklir yang berasal dari berbagi program dengan Washington DC.

Mempersenjatai Taiwan dengan nuklir sama artinya memaksa China untuk mengarahkan moncong nuklirnya ke negara pulau itu.