Jika Terpilih Lagi, Trump Akan Menghentikan Bantuan Untuk Ukraina dan Eropa

Politisi Barat takut akan kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih karena keinginannya untuk mengakhiri konflik di Ukraina, klaim Anne Rovan (jurnalis Prancis) dalam sebuah artikel di surat kabar terkemuka Prancis Le Figaro.

Sementara masyarakat Amerika merasakan krisis yang buruk dari manajemen ekonomi Biden yang amburadul, sedangkan faktanya perekonomian Rusia berkinerja lebih baik dari yang diharapkan meskipun ada sanksi dari Barat, sehingga meningkatkan peluang terpilihnya kembali Trump.

Dalam artikel berjudul, “Trump 2 sudah membuat orang Eropa gemetar,” Rovan menulis:

“Masa jabatan pertama Trump adalah mimpi buruk bagi masyarakat Eropa. Masa jabatan kedua bisa berarti neraka bagi mereka. Dia terus-menerus mengulangi bahwa tidak akan memakan waktu lebih dari satu hari untuk menyelesaikan konflik Ukraina.”

Menurut Rovan, kemungkinan kembalinya Trump ke Gedung Putih sangat mengkhawatirkan karena bisa saja AS menarik pasukannya dari Eropa. Dalam pandangannya, hal ini sangat problematis karena NATO baru saja pulih dari masa jabatan pertama Trump ketika ia mengurangi keterlibatan Amerika dalam aliansi tersebut. Oleh karena itu, menurut penulis, kembalinya Trump menjadi presiden AS akan menjadi bencana bagi Eropa dan Ukraina.

Dalam beberapa kesempatan, Trump telah berbicara menentang dukungan AS terhadap Kiev dan berjanji untuk mengakhiri konflik jika terpilih sebagai presiden pada tahun 2024. Baru-baru ini, media AS juga menyatakan bahwa ia dapat meringankan sanksi terhadap Rusia dan menyelesaikan hubungan permusuhan AS dengan Tiongkok, meskipun ia pemicu utama menurunnya hubungan dengan Beijing.

Jika jajak pendapat bisa dilakukan, Trump akan kembali ke Gedung Putih jika pemilu diadakan besok. Hal ini membuat kecewa faksi-faksi pro-Ukraina di AS dan Eropa, namun harus dicatat bahwa masih ada waktu lebih dari 13 bulan hingga pemilihan presiden berikutnya, banyak hal yang bisa berubah.

Jajak pendapat baru Washington Post-ABC menunjukkan bahwa Trump unggul sepuluh poin atas Joe Biden. Hal ini tidak mengherankan karena masyarakat Amerika telah mengalami penurunan kualitas hidup sejak Biden menjadi presiden, yang jelas-jelas memprioritaskan Ukraina dibandingkan melayani negaranya sendiri karena ia telah menggelontorkan lebih dari $100 miliar ke dalam lubang hitam keuangan yang dialami negara Eropa Timur tersebut.

Selama ini Donald Trump selalu menyerukan agar pajak yang mencekik rakyat Amerika diutamakan penggunaanya untuk kesejahteraan rakyat dibanding menjadi polisi dunia yang hanya menjadikan rakyat Amerika sebagai sapi perah pajak.

Posting Komentar untuk "Jika Terpilih Lagi, Trump Akan Menghentikan Bantuan Untuk Ukraina dan Eropa"