Setelah bertahun tahun tidak aktif, perdagangan antara Suriah dan Iran mulai hidup, sejak bulan Mei kedua negara tersebut telah mencapai kemajuan dalam kesepakatan untuk menghapuskan tarif bea cukai bersama, menghidupkan kembali pabrik otomotif Iran di Suriah, mendirikan bank bersama, dan bahkan membangun perusahaan asuransi. Namun kini, kerja sama tersebut mempunyai tenggat waktu, akhir dari kesabaran Iran.
Iran telah menjadi pendukung setia Presiden Bashar al-Assad sejak dimulainya perang saudara di Suriah pada tahun 2011, dan Teheran telah memberikan bantuan keuangan, milisi, dan senjata kepada Damaskus selama konflik. Dokumen rahasia, yang diduga dibocorkan oleh Lembaga Kepresidenan Iran, mengungkapkan bantuan Iran ke Suriah mencapai nilai sekitar $50 Miliar (Rp785,30 Triliun) dalam bentuk dukungan militer & non-militer.
Namun semua dukungannya ini tidak gratis, sebaliknya Iran menandang hal ini sebagai investasi. Sadar akan Suriah tidak akan mampu membayar secara tunai, Iran telah berupaya untuk memulihkan utangnya melalui penyelesaian berbasis proyek di Suriah. Namun hanya sedikit dari proyek ini yang terealisasi, negosiasi yang berlarut larut membuat banyak proyek berada dalam ketidakpastian politik Suriah. Hal ini diperparah Pemerintah Suriah memberikan sebagian besar peluang bisnis baru kepada Rusia dan mengabaikan pemberi pinjaman dari Teheran.
Posting Komentar untuk "Iran Tagih Hutang Perang Ke Suriah"