
Jet tempur milik militer India lebih banyak didominasi buatan Rusia. Puncaknya, Rusia memberi India lisensi untuk membuat sendiri Sukhoi Su-30MK.
Salah satu andalan India adalah Mig-21, jet tempur legendaris ini bahkan diupgrade secara khusus dalam proyek Mig-21 Bison oleh Rusia. Dalam latihan bersama dengan Amerika Serikat (AS), pihak AS mengakui bahwa Mig-21 Bison bisa ngimbangin F-16. Tapi karena usia yang terus menua, jet tempur ini sering jatuh.
Tak ingin malu di depan dua musuh abadinya, China dan Pakistan, yang keduanya terus berkolaborasi bikin jet tempur baru. 5 tahun terakhir India getol mencari pesawat tempur pengganti Mig-21.
Anehnya, India sama sekali tak melirik Su-35, bahkan ketika Rusia menawarkan Mig-35, kembaran Su-35 yang lebih murah dengan tranfer teknologi, India tetap bergeming.
India hanya punya dua target, Eurofighter Thypoon atau Rafale. Setelah tarik ulur yang panjang. India akhirnya berhasil mendapatkan Rafale dari Perancis dengan transfer teknologi sistem aviasinya.
Penyebab Kapoknya India Pakai Sukhoi
Sebagai negara yang mendapat lisensi pembuatan Sukhoi Su-30MKI Flanker, India memiliki 200 unit dan menjadikanya sebagai andalan pertahanan udaranya.
Namun, Kepala Staf Angkatan Udara India, Jenderal Arup Raha pernah mengungkap sejumlah masalah tentang kesiapan operasional Sukhoi Su-30MKI ini kepada pers. Sebagaimana dikutip dari Arming India terbitan New Delhi, saat Hari Angkatan Udara India.
Dalam wawancara tersebut AU India mengatakan bahwa tingkat kesiapan operasi Sukhoi Su-30MKI ini hanya 50 persen. Dari 200unit yang dimiliki India, hanya 100 yang siap terbang.

Ini juga untuk pertama kalinya India mengungkap kualitas Sukhoi Su-30MKI (versi kursi ganda Sukhoi Su-27 Flanker), yang dikatakan memiliki daya penggentar luar biasa, bahkan diklaim bisa menghalau pesawat tempur sekelas F-35 Lighting II buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat itu.
“Banyak sekali masalah terkait perawatan, overhaul, waktu persiapan (turnaround time), dan ketersediaan sukucadang dari pihak original equipment manufacturer,” kata Raha kepada pers.
India mendapat lisensi pembuatan hampir seluruh Sukhoi Su-30MKI itu dari KNAPPO, Rusia, melalui perusahaan kedirgantarannya, Hindustan Aeronautics Limited. Ketersediaan sukucadang dari original equipment manufacturer (Rusia) ini berpotensi berkontribusi pada hambatan tingkat kesiapan operasi Sukhoi Su-30MKI mereka.
Dalam wawancara khusus dengan Armin India, Raha menyatakan, Angkatan Udara India mengoperasikan 13 skuadron udara bermaterialkan Sukhoi Su-30MKI ini.
“Mereka tidak menepati target produksi, dan ada masalah dengan kendali mutu,” kata dia.
Menurut dia, ada beberapa hambatan dalam penyelesaian dan pengiriman, tapi tidak terlalu mengkhawatirkan yang sudah dibicarakan untuk penyelesainnya,” katanya, mengenai program Su-30MKI.
Dia memberi gambaran dari ketersediaan sukucadang. Pada latihan bersama Indukush bersama Angkatan Udara Kerajaan Inggris, kata dia, mereka bisa menyelesaikan semua misi.
Semata-mata karena suku cadangnya 100 persen tersedia selama latihan. Inilah yang harus selalu dijamin kondisinya pada kondisi sehari-hari, bukan selama latihan saja.
Pada sisi lain, Raha juga mengungkap sejumlah masalah pada program Pesawat Tempur Generasi Keempat dengan Rusia.
“Ada beberapa masalah yang terkait teknologi, kerja sama, biaya operasional, dan usia pakai pesawat tempur itu. Hal ini sudah kami sampaikan kepada para pejabat yang terkait,” katanya.
Berbagai masalah di atas mungkin penyebab militer India melirik jet tempur Rafale sebagai pengganti Mig-21 dibandingkan meminang Su-35 ataupun Mig-35. India butuh pesawat tempur yang lebih mudah dan murah untuk disiagakan.

Nah ini informasi berharga buat pengambil keputusan pertahanan negara kita. Ada baiknya dikaji ulang kengototan kita terhadap Sukhoi dan produk2 Rusia lainnya.
Jdi susah mikirnya, mau ikut barat kena embargo dan di injak-injak terus tapi kalau pakai timur ya begitulah
wkokwoekekkekekek…kebnyakan yg ngotot dimulai dari AURI gan lalu menyebar ke fansboy kowekekkekekekekkekekekekekekk……….
gan = juragan
Jadi fadjar adalah budak berlian?
Lah..kok pengadaan shukoi dr rusia d masalahkan.. bukannya yg ga becus manufacturing indianya buat suplai suku cadang..serta qualitasnya yg buruk..
Mudah, murah, meriah dan yang penting bukan untuk perang beneran. Yang penting punya … :)
Mudah, moga2 iya.
Murah kalau perawatannya mahal, bongkar mesin lebih sering, ujung2nya mahal juga.
Trus kalau perang beneran kita nggak siap, gimana?
percumah dunk beli mahal2 jet klo cuman buat gagah2 an doank hehehehe
fanboy sukhoi 35 jelas akan menyalahkan india..padahal itu teknologi dari Rusia semua….