
Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) saat ini juga sedang memburu pesawat tempur baru untuk menggantikan armada F-5 Tiger dan MiG-29 yang sudah tua dan kesulitan suku cadang. Bahkan 2 dari 16 unit pesawat MiG-29 yang dibeli Malaysia tahun 1995, telah dipreteli atau dikanibal spare partnya untuk pesawat lainya demi kesiapan tempur.
Sebagai negara yang cukup akrab dengan pesawat tempur buatan Rusia, cukup aneh karena TUDM tidak memasukkan pesawat asal Rusia sebagai calon pengganti MiG-29 dan F-5. Negeri jiran itu seperti menutup rapat pesawat buatan Rusia? ada apakah gerangan?
Dalam wawancara antara Direktur Kerjasama Internasional dan Kebijakan Regional Rostec, BUMN Rusia pengekspor alutsista, Victor Kladov dengan media Ria Novosti, sedikit terungkap bocoran mengapa Malaysia tidak memilih pesawat tempur Su-35 ataupun Su-34.
Menurut Victor Kladov, TUDM lebih menyukai pesawat tempur dengan kursi ganda seperti halnya Su-30MKM yang sekarang ada di arsenal Malaysia.
Hal ini karenadoktrin dari TUDM Malaysia yang meyakini bahwa pesawat dengan kursi ganda punya kemampuan lebih baik dibanding dengan pesawat tempur kursi tunggal. Dengan kursi ganda, satu pilot dapat berkonsentrasi pada sistem navigasi dan persenjataannya, sedangkan pilot yang lain bisa lebih fokus pada pengendalian pesawat.
Padahal pesawat tempur modern kini sudah lebih terkomputerisasi dan lebih memudahkan penanganan oleh satu pilot saja, namun menurut Victor Kladov, Malaysia tetap tidak menerimanya. Itulah sebabnya Malaysia tidak menjadikan Su-35 sebagai pilihan dalam program MRCA (Multi-role Combat Aircraft).
Termasuk ketika disodorkan pesawat pembom Su-34, Malaysia mengaku belum membutuhkan tipe pesawat pembom tempur dengan kemampuan muat senjata yang sangat besar.
Okelahh sekarang orang faham pak cik punya fikir. hehehe :mrgreen: kirain duit habis dikorupsi Pak Menteri
Wank dah habis oleh kak rosmah buat beli bag.