
Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Cirebon yang merupakan salah satu Pangkalan dibawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dengan Komandan Letkol Mar Yustinus Rudiman, M.Tr. Hanla., M.Tr (Han) dalam hal ini Pasintel Lanal Cirebon Kapten Laut (S) Arfin Trimedianto beserta Pasops Lanal Cirebon Kapten Laut (P) Arie Wibowo, Danunit Intel Lettu Laut (T) Ichwanudin dan Penyelam Lanal Cirebon telah melaksanakan pencarian titik koordinatntenggelamnya Kapal RI Gajahmada di perairan Laut Cirebon menggunakan Patkamla Eretan.
Tenggelamnya Kapal RI Gajah Mada merupakan peristiwa besar yang terjadi kurang lebih 70 tahun silam akibat pertempuran Republik Indonesia melawan penjajahan Belanda pada masa itu di perairan Cirebon untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat.
Tujuan pencarian bangkai Kapal RI Gajah Mada oleh Lanal Cirebon untuk menentukan titik koordinat bangkai kapal dan memberikan tanda agar pengguna jasa laut tidak mengalami
kendala bernavigasi untuk melewati perairan tersebut akibat bangkai kapal yang belum diangkat.
Pada hari Jumat (20/04/2018) Tim yang
dipimpin Pasintel Lanal Cirebon berangkat menuju titik koordinat tenggelamnya kapal RI Gajahmada dengan jarak tempuh dari dermaga Perniagaan Pelabuhan Cirebon 3,5 NM (sekitar
20 menit), pada pukul 09.15 WIB tim penyelam Lanal Cirebon melaksanakan penyelaman dan berhasil menemukan serta mendokumentasikan bangkai kapal RI Gajahmada pada posisi koordinat : 06 40 066 S – 108 35 847 E dengan kedalaman kurang lebih lima meter dan
memberikan tanda berupa derigen kosong serta memberi tanda pada haluan dan buritan kapal.
Berdasarkan keterangan tim penyelam Lanal Cirebon bahwa bentuk fisik dari kapal RI Gajahmada adalah jenis kapal cargo yang terbuat dari besi serta bentuk kapal sudah tidak
utuh lagi dengan bangunan anjungan sudah tidak ada lagi, hanya haluan dan buritan yang masih terlihat bentuknya.
Harapan dari Komandan Lanal Cirebon dengan ditemukannya bangkai kapal RI Gajahmada perlu adanya pengangkatan bangkai kapal tersebut guna kelancaran bernavigasi di laut dan dimungkinkan untuk dijadikan museum sebagai
pengingat bahwa ada peristiwa bersejarah akan pertempuran laut di Cirebon.
Apabila tidak ada upaya pengangkatan bangkai kapal perlu adanya
tanda navigasi (suar) sebagai tanda bahwa dilokasi tersebut terdapat bangkai kapal RI Gajahmada yang telah tenggelam akibat pertempuran Republik Indonesia melawan penjajahan Belanda serta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur membela
NKRI.
(tnial.mil.id)
Awas…. pencari besi bekas …