
Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) menembaki pasukan pemerintah Suriah di dekat kota Deir ez-Zor, mengakibatkan 62 tentara tewas dan lebih dari 100 tentara yang terluka. Aksi ini langsung diikuti dengan serangan besar dari ISIS untuk merebut kora Deir ez-Zor. Informasi itu dikonfirmasi oleh General Command Suriah dan MOD Rusia.
Serangan udara datang hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyepakati gencatan senjata baru di negara yang dilanda perang.
Rusia segera mengutuk tindakan koalisi pimpinan AS dan mendesak untuk melakukan pertemuan di Dewan Keamanan PBB segera.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan,
“Jika serangan udara itu disebabkan oleh informasi koordinat posisi musuh yang salah, itu adalah hasil dari keengganan dan keras kepala Amerika yang tidak berkoordinasi dengan Rusia dalam tindakan terhadap kelompok teroris di Suriah. Segera setelah serangan udara oleh pesawat koalisi pimpinan AS, militan ISIS meluncurkan serangan ofensif. Pertempuran sengit dengan teroris saat ini sedang berlangsung di wilayah bandara, tempat bantuan kemanusiaan untuk warga sipil diterjunkan. ”
Dengan hancurnya posisi pasukan Suriah dan Rusia di kota Deir Az-Zor, posisi ISIS yang sebelumnya telah terkepung kini bebas lagi. Pasukan Pemerintah dan Rusia kini bertahan di bandara udara menanti evakuasi untuk keluar dari Deir Az-zor.
Komando Sentral AS telah merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa serangan udara itu terjadi karena adanya kesalahan informasi. Setidaknya 4 pilot, dari 2 F-16 jet tempur dan 2 jet A-10 yang telah melakukan serangan kini diinterogasi. (southfront.org)
Tinggalkan Balasan