CN-235 adalah pesawat buatan hasil kerjasama CASA Spanyol (sekarang gabung Airbus) dengan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nurtanio/Nusantara) sekarang jadi PT. Dirgantara Indonesia. Sejak dibuat tahun 1983, total sudah ada 273 unit yang dibuat, baik oleh Spanyol maupun Indonesia.
CN235 adalah pesawat turboprop serbaguna paling laris dan terkenal handal. Pasukan penjaga pantai Amerika Serikat (US. Coast Guard) juga menggunakanya sebagai pesawat patroli.
Indonesia menjadi basis produksi CN235 untuk negara-negara Asia. Meski sekarang CASA sudah melebur dalam Perusahaan Airbus, tapi kerjasamanya tetap lanjut. Dalam catatan PT.DI negara yang paling banyak membeli pesawat CN-235 buatan dari PTDI adalah Korea Selatan. Sebanyak 12 unit CN-235.
CN-235 merupakan produk buatan PTDI yang berkualitas tinggi. Terbukti, ketangguhan pesawat tersebut terdengar sampai ke telinga beberapa negara maju di dunia. Tercatat negara-negara maju secara ekonomi seperti Turki, Uni Emirat Arab, Korea Selatan dan Brunei Darussalam merupakan pemborong pesawat CN-235 untuk berbagai kebutuhan mereka.
Uni Emirat Arab memborong tujuh unit pesawat CN-235, enam unit digunakan untuk keperluan angkut militernya dan satu unit digunakan untuk moda trasportasi VVIP. Begitu juga Brunei Darussalam, negara tetangga ini juga memborong delapan unit CN-235. Enam unit diperuntukan bagi pasukan militernya sementara dua unit lainnya difungsikan untuk pesawat angkut VVIP.
Seakan tak ingin kalah dengan Uni Emirat Arab dan Brunei Darussalam, Turki pun tercatat telah memiliki sembilan pesawat buatan industri pertahanan strategis Indonesia. Negara di Asia Barat yang menganut sistem politik benua biru ini memboyong enam unit CN-235 dengan konfigurasi MPA (Maritime Patrol Aircraft) dan tiga unit lainnya dengan konfigurasi MSA (Maritime Surveillance Aircraft).
Namun negara yang paling banyak membeli pesawat CN-235 yang diproduksi oleh PTDI ini adalah Korea Selatan. Menurut catatan PTDI, Korea Selatan telah memiliki sebanyak 12 unit pesawat CN-235 yang digunakan untuk berbagai kebutuhan negaranya. Sebanyak tujuh unit difungsikan sebagai pesawat angkut militer, satu unit difungsikan sebagai pesawat angkut VVIP yang digunakan oleh Republic of Korean Air Force (ROKAF), sementara empat lainnya digunakan untuk keperluan MSA yang dioperasikan oleh Korean Coast Guard (KCG). (angkasa)
Tinggalkan Balasan