
Indonesia melanjutkan pembayaran untuk proyek pengembangan pesawat tempur KFX/IF bersama Korea Selatan bulan lalu setelah penundaan selama setahun, Korea Aerospace Industries Co. (KAI), produsen pesawat satu-satunya di negara itu, mengatakan Rabu, (2/1).
Akhir bulan lalu, kementerian pertahanan Indonesia membayar 132 miliar won di bawah kontrak 2016 untuk memikul 20 persen dari biaya pengembangan proyek KFX/IFX senilai 7,9 triliun won (US $ 7,05 miliar) sebagai bagian dari upaya negara untuk mendapatkan pesawat tempur produksi dalam negeri hasil kerjasama dengan Korea Selatan untuk TNI Angkatan Udara.
Negara Asia Tenggara itu belum melakukan pembayaran sejak awal 2017, memicu kekhawatiran bahwa mereka dapat menarik diri dari proyek kerjasama pengembangan pesawat tempur ini.
“Melalui pembayaran terbaru, kami dapat menghilangkan kekhawatiran tentang potensi keluar Indonesia dari proyek, dan kami berharap negara untuk berpartisipasi aktif,” kata KAI dalam siaran pers.
Korea Selatan berupaya untuk secara lokal membangun jet tempur baru untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua.
Sumber: yna.co.kr/TSM
Pelan tp pasti. Stlh generasi 4++ ini, target indonesia kuasai teknologi generasi 5, spy bisa imbangi si komunis Cina.
Siiip