
Saat kedutaan Amerika Serikat (AS) tengah dikepung massa demonstran, pihak militer AS meluncurkn serangan rudal melalui drone untuk menghabisi Jenderal asal Iran yang dituding aktor provokator dari terjadinya pengepungan tersebut.
Jenderal yang tewas tersebut bernama , Qassem Soleimani, jabatanya komandan pasukan elite Al-Quds dari Garda Revolusi Iran. Ibarat di TNI, Al-Quds itu adalah Sat-81/Gultor-nya Kopassus.
Soleimani tewas setelah mobil yang dikendarainya dirudal oleh Drone pasukan AS. Selain dia, korban lainya bernama Abu Mahdi al-Muhandis, komandan deputi pasukan Iran yang berada di mobil bersamanya.
Pihak militer AS menyebut bahwa aksi ini perintah langsung dari Presiden Donald Trump yang bisa disebut Popular Mobilization Forces (PMF), sebagai upaya perlindungan terhadap personel pasukan AS di luar AS, kata Pentagon sebagaimana diwartakan Telegraph.
“Jenderal Solemaini secara aktif mengembangkan rencana penyerangan terhadap diplomat AS dan anggotanya di Irak dan wilayah sekitarnya. Jenderal Solemaini dan Pasukan Al-Qudsnya juga bertanggung jawab atas kematian ratusan anggota pasukan AS dan koalisi, dan ribuan lainnya yang terluka,” sebut Departemen Pertahanan.
Kabar ini juga memantik ketegangan antara AS dan Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, dalam sebuah twit menyebut bahwa pembunuhan Soleimani ini adalah eskalasi yang berbahaya dan sembrono. “Tidak diragukan lagi, kebrutalan dan kebodohan pasukan anti-terorisme AS yang menargetkan Soleimani […] akan membuat pohon ketegangan di wilayah ini dan dunia makin makmur,” ujarnya.
Senada dengan Menteri Luar Negeri Iran, ketua Dewan Amerika Serikat, Nancy Pelosi juga menyatakan bahwa ketegangan yang dihasilkan dari kematian Soleimani ini akan berbahaya.
Di jagad Twitter, hastag #WWIII dan #WorldWarIII langsung menjadi trending topik. Mereka nyebut kalau insiden ini bisa jadi awal mula dari Perang Dunia III.
Tinggalkan Balasan