Kondisi Industri Jepang Sebelum dan Paska Perang Dunia II

Selama Perang Dunia II, Jepang memiliki populasi industri berbagai sektor yang cukup besar yang tersebar di seluruh negara, hanya saja tingkat perekonomian negara tersebut masih sangat terlalu jauh dibandingkan Amerika Serikat.

Sekitar tahun 1937, jumlah industri Jepang sebesar 5,2% dari kapasitas dunia, jumlah tersebut setara dengan Prancis atau berbeda sedikit dengan Inggris dan Uni Soviet. Namun, Amerika Serikat memiliki jumlah kapasitas industri sebesar 30% dunia, sangat berbeda jauh dengan Jepang.

Selama 1930an, industri Jepang berfokus dalam produk industri ringan, namun mereka juga memiliki produk industri berat yang sedang berkembang. Dalam periode 1942-45, industri Jepang menghasilkan 24,1 Juta ton baja mentah & 361.000 ton aluminium, diwaktu yang sama industri Amerika Serikat menghasilkan 334,5 Juta ton baja mentah & 4,1 Juta ton aluminium. Pada tahun 1941, Jepang memiliki jumlah PDB sebesar $259 Miliar yang mayoritas dihasilkan dari sektor pertanian, sedangkan Amerika Serikat diwaktu yang sama memiliki PDB sebesar $1.118 Miliar.

Hal yang fatal dari kebijakan ekonomi Jepang adalah bahwa sektor industri mereka mayoritas tergantung dari bahan baku impor luar negeri, sehingga ketika mereka terkena embargo internasional maka industri Jepang mengalami keterlambatan.

Namun Jepang tak butuh waktu, sikap koperatif pemerintahan Jepang yang baru membuat mereka mampu bangkit dalam 15 tahun saja. Tahun 1960-an pelan tapi pasti industri elektronika dan otomotif mulai kuasai. Meski bahan bakunya impor, mereka mampu memberi nilai tambah dengan harga jual yang tinggi.

Baca Juga:  23 April: Turki Rayakan Hari Kedaulatan National, Ribuan Warga Ziarahi Makam Ataturk

Tahun 1980 atau 25 tahun kemudian, mereka sudah menjadi kiblat elektronika dan otomotif dunia.

Sumber : Mighty War

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan