
Pemerintahan Donald Trump akhirnya memenuhi sesumbarnya untuk menjatuhkan sanksi pada negara yang masih membeli senjata dari Rusia. Kali ini sasaranya adalah China.
Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi pada China karena telah membeli peralatan militer dari Moskow senilai 222 Trilliun Rupiah pada 2017.
Uang sebanyak itu digunakan China untuk membeli alutsista sebagai berikut ini:
1. Pesawat Tempur Sukhoi Su-35
2. Sistem Rudal Pertahanan Udara S-400
3. Helikopter Kamov
4. Mesin Pesawat Jet AL-31F
5. Mesin Pesawat Turbo D-30
Dijatuhinya sanksi ini dilakukan sebagai tekanan terhadap Moskow dan apa yang disebut AS sebagai ‘aktivitas berbahaya’ oleh Rusia. Pejabat resmi AS menyebut ini adalah kali pertama negara dunia ketiga dihukum dengan sanksi dari undang-undang CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act).
“Sanksi CAATSA dalam konteks ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan ekonomi negara tertentu. Mereka bertujuan menambah biaya bagi Rusia sebagai reaksi atas kegiatan-kegiatan mereka yang berbahaya.”
CAATSA sendiri adalah undang-undang yang disahkan pada 2017 sebagai alat yang digunakan Trump untuk memudahkan pemberian sanksi ekonomi dan politik bagi Rusia, Iran, dan Korea Utara.
Terkait Rusia, CAATSA muncul karena, “agresi Rusia di Ukraina dan aneksasi Krimea, penyusupan serangan siber, campur tangan Rusia atas pemilu AS di 2016, dan kegiatan fitnah lainnya,” seperti diungkap Kemlu.
Undang-undang ini memungkinkan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan dan individu-individu yang telah ditempatkan pada daftar hitam CAATSA.
Lembaga yang disasar sanksi ini adalah EDD (Equipment Development Department) dan direkturnya, Li Shangfu. Sanksi ini membuat aset EDD dan Li di yurisdiksi AS dibekukan.
EDD sendiri adalah lembaga yang dibentuk Presiden China Xi Jinping pada 2016. Lembaga ini dibuat untuk mengawasi dan meningkatkan teknologi militer negara itu.
Tahun lalu EDD membeli jet dan rudal dari Rosoboronexport, badan ekspor senjata utama Rusia. Sementara Rosobotonexport sudah ada dalam daftar hitam CAATSA untuk dukungannya terhadap rezim Assad di Suriah.
Tinggalkan Balasan