
Jika di Indonesia ideologi sosialis komunis sering dikambing hitamkan dan dituduh anti Islam. Faktanya ideologi ini justru populer di tanah Arab, diantara buktinya adalah Partai Baath yang berideologi sosialis yang pernah mengantarkan Saddam Hussein dan Moammar Ali Ghadafi berkuasa di negara masing-masing.
Di tengah pusaran konflik Palestina dan Israel, Partai Komunis Israel (PKI) justru dengan terang-terangan memihak pada warga Palestina dan mendorong pemerintah berkuasa Israel untuk merestui kemerdekaan Palestina.
Dalam pandangan PKI, solusi dua negara merdeka yang saling bertetangga dengan teritorial yang jelas akan lebih menjamin keamanan bagi kedua warga suku bangsa. Dibandingkan kondisi saat ini, dimana status suku bangsa Palestina tidak jelas statusnya.
Dalam aksi terbarunya menentang kekerasan di tanah Gaza.
Ratusan orang, baik dari kalangan Arab dan Yahudi, berpartisipasi dalam demontrasi di German Colony di Haifa, Israel, pada Jumat (1/6) sore.
Demontrasi itu ditujukan untuk menunjukkan solidaritas terhadap sekitar dua jura penduduk Palestina yang tinggal di balik blokade Israel dan di bawah penindasan penjajah Israel di Jalur Gaza.
Para demonstran itu mengibar-ngibarkan bendera Palestina. Mereka juga membawa simbol-simbol berwarna merah yang ditulis baik dalam bahasa Arab maupun Ibrani.
“Kami menentang pendudukan,” tulis simbol-simbol itu.
Ada juga yang tertulis, “Solidaritas dari Haifa untuk Gaza.”
Seperti dilaporkan Maki.org.il, demonstrasi itu dimobilisasi oleh Partai Komunis Israel dan Hadash.
Hadash sendiri merupakan kepanjangan dari Hazit Demokratit Le-Shalom alias Front Demokratik untuk Perdamaian dan Kesetaraan.
Ini adalah koalisis politik sayap kiri radikal di Israel yang dibentuk Partai Komunis Israel dan kelompok-kelompok kiri lainnya.
“Rakyat Palestina berjuang melawan pengepungan dan melawan pendudukan, dan kami, dari sini, berjuang dengan cara kami sendiri,” ujar Ayman Odeh, kepala Joint List, sebuah aliansi partai politi, di mana Hadash berada di dalamnya.
Juga datang dalam demonstrasi tersebut adalah Jafar Farah, direktur Mossawa Center, yang lututnya dipatahkan oleh perwira polisi Israel dalam sebuah demonstrai beberapa waktu yang lalu.
“Saya tidak mungkin bisa berjalan terlalu jauh dengan kondisi seperti ini (lutut patah), tapi saya ingin orang-orang melihat bahwa mereka tidak bisa menghancurkan kami,” ujar Farah.
“Ada pesan di sini: Anda (Israel) tidak bisa menekan perbedaan pendapat, dan saya tidak akan membantu penindasan (atas rakyat Palestina) ini,” tambahnya.
Berita lainya:
- PT PAL Gandeng DCNS Perancis Garap Proyek Kapal Selam
- Pesawat Tempur di Lanud Roesmin Nurjadin Butuh Senjata Modern
- KRI Torani-860 DAN KRI Lepu-861 Resmi Perkuat Armada Tempur TNI AL
- Indonesia Tekan Kerjasama Pertahanan Dengan Brazil
- PTDI Gandeng Airbus Helicopters Untuk Perawatan dan Pengembangan
- TNI Mendapat Kiriman 7 Helikopter Militer Baru Dari Airbus dan PTDI
- Setelah Tiga Tahun Diperbaiki Pesawat Casa A-2108 Diterima Skadron 4
- Indonesia Tertarik Tawaran ToT Alutsista Dari Perancis
- Lantamal VI Uji Coba Alutsista Kapal Cepat TNI AL
Tinggalkan Balasan