
Empat negara anggota ASEAN melakukan pembelian drone intai atau wahana udara nirawak (UAV) ScanEagle buatan Insitu Technologies, anak perusahaan Boeing, Amerika secara barengan. Mereka yang beli adalah Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.
Kontrak pembelian ditandatangani bareng-bareng pada 31 Mei 2019 dengan Kementerian Pertahanan AS.
Total 34 drone ScanEagle yang disediakan. Indonesia dan Filipina membeli 8 unit, Vietnam 6 unit dan Malausia yanh terbanyak, 12 unit.
Meskipun pembelianya bareng, namun sepertinya spesifikasi drone yang dibeli Indonesia paling rendah karena nilai kontraknya paling murah.
Indonesia membayar senilai 9.197.672 juta dolar AS, sedikit lebih murah dibanding Filipina yang menebus 9.633.655 juta dolar.
Sementara Malaysia menjadi yang termahal, mencapai 19.329.334 juta dolar atau lebih dari dua kali nilai kontrak Indonesia dan Filipina, padahal unit yang dibeli tak sampai dua kalinya.
Di Indonesia, drone ScanEagle akan dioperasikan oleh TNI AL dari atas kapal perang. | Sumber : dod.defense.gov
Kok paling rendah speknya padahal luas lautan kita mungkin 10x lipat luas laut mereka ya
Ini bukan pembelian bersama, tapi bantuan dari pemerintah amrik utk negara2 asean termasuk Indonesia, ini gratis, yg bayar pemerintah Amrik dan yg memesan us navy, salah satu tujuannya utk memantau laut cina selatan. Ttg spec sepertinya sama semua, harga beda selain krn jumlah juga krn pekerjaan di lokasi masing2 negara.
gratis gimana seh um jelas tertulis “Indonesia membayar senilai 9.197.672 juta dolar AS, sedikit lebih murah dibanding Filipina yang menebus 9.633.655 juta dolar”. tobat2..
Indonesia selalu membeli dg spek doungrade d banding negara lain,selalu ompong,dan selalu asal punya….alasanya akan d instal teknologi dlm negri…tp ntah sampai taun brapa….sedih rasanya melihat negriku ini
Itu bantuan dari us navy, yg bayar dia makanya borongan and harga mahal bingit, indo udah bikin yg sama and uda operasi di KRI pake katapel juga, cuma karena ini hibah ya diterima saja dengan syarat2 mengikuti