
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) pada hari Jumat (09/03/2017) secara resmi mengumumkan memulai penggunaan jet tempur J-20 ke dalam dinas kegiatan militer aktif. Pengumuman itu disiarkan stasiun televisi negara China, CCTV.
Jet tempur J-20 sengaja dibuat China untuk menandingi F-22 Raptor milik Amerika Serikat. Pesawat ini pernah dipamerkan di Zhuhai Air Show di Guangdong, China, bulan November 2016 lalu. Dibandingkan F-22 Raptor, Chengdu J-20 milik China lebih murah harganya dan didukung mesin ganda buatan rusia, Al-31F buatan Rusia.
Pesawat jet tempur J-20 mulai dikembangkan pada akhir 1990-an, dengan prototype pertama menjalani penerbangan pada Januari 2011. Hingga kini, sudah delapan prototype dibangun.
Awlnya pesawat ini didesain untuk generasi avionik ke-4, namun dalam perkembanganya para ilmuwan China berhasil mengembangkan kemampuanya menyamai pesawat 5G.
Sistem elektro-optik penargetan (EOTS) dan sistem radarnya dikembangkan oleh 14 Institute di Nanjing Research Institute of Technology Electronics (NRIET, 14 Institute), dan mungkin ditunjuk Jenis 1475 / KLJ -5. Jendela berbentuk berlian di sekitar badan pesawat menunjukkan adanya pemasangan averture visi inframerah. China benar-benar memaksimalkan kemampuan siluman dari pesawat ini.
”J-20 adalah lompatan raksasa bagi PLAAF baik dalam kebijakan kemampuan maupun kebijakan teknologi. Apakah ada dari kita mengharapkan jet tempur siluman China akan beroperasi sebelum 2020 ketika ditanyakan pada 2010?,” tulis wartawan penerbangan Andreas Rupprecht di situs Aviationist, Sabtu (11/3/2017).
Pesawat canggih Beijing ini menjadi simbol modernisasi militernya yang telah melakukan investasi besar-besaran dalam teknologi militer canggih. Langkah ini untuk menutup kesenjangan militer China dengan militer NATO.
Tinggalkan Balasan