
Sejak dikenalkan pada publik tahun 2006, Rudal Balistik Iskander-M telah menjadi senjata menakutkan bagi musuh-musuh Rusia. Rudal ini memiliki mobilitas tinggi, bisa berpindah cepat ke dekat perbatasan negara tanpa terdeteksi lalu meluncur tanpa ampun dengan kecepatan Mach-6 yang tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan apapun.
Awalnya, rudal ini masuk ke dalam senjata taktis rahasia Rusia yang tidak akan dijual ke negara manapun. Sedekat apapun hubunganya dengan moskow. Bahkan saat Arab Saudi menawarnya dengan harga yang tinggi, Rusia tetap tak mau menjualnya.
Jarak jangkau Iskander-M atau disebut NATO sebagai SS-26 Stone ini memang hanya 500Km saja. Namun kecepatanya yang menembus batas hipersonik (Mach.6) membuatnya mustahil dihadang. Jika Indonesia membelinya sebiji aja, dan disiagakan mondar-mandir di pulau Sumatera cukup untuk membikin Malaysia dan Singapura kelabakan.
Iskander-M telah diproyeksikan sebagai senjata strategis. Tahun 2020 unit Rudal Rusia akan sepenuhnya diperkuat rudal ini. Tentu Rusia harus berhati-hati jika ingin menjual Iskander-M ke pangsa ekspor, kemungkinan ‘penyadapan’ teknologi rudal ini bisa saja dilakukan rival Rusia dari negara pengguna.
Namun derasnya minat beli pada rudal ini telah membuat Rusia luluh dengan membuat Iskander-E untuk varian ekspor. Armenia dan Aljazair telah membeli rudal versi ini. Perbedaan mendasar dari Iskander-E yang paling kentara adalah soal jarak tembak yang hanya 280 km, beda dengan Iskander-M yang dipercaya punya jangkauan sampai 500 km.
Namun dikutip dari defense-studies, Rusia seperti siap menjual rudal Iskandar-M untuk kepentingan menyeimbangi pengaruh politik Amerika Serikat.
Beberapa analis pertahanan menyebut jika Iskander-M berhasil di ekspor Rusia, maka akan merubah tatanan pertahanan udara regional, lantaran ada negara dengan kapabilitas rudal balistik yang ‘sulit’ ditangkal oleh AS dan sekutunya.
Negara yang disasar untuk ditawarin adalah negara ASEAN. Vietnam menjadi yang terdepan. Negara tersebut butuh Iskandar-M untuk meningkatkan daya deteren dalam konfliknya dengan China.
Vietnam juga sudah akrab dengan rudal SS-1 Scud B/C/D rudal K-300P Bastion-P, dan sistem rudal hanud komposit Pantsir.
Tujuan lainya, Rusia juga ingin tampil di kawasan Pasifik dan Laut China Selatan sebagai entitas sendiri. Tidak memihak China maupun Amerika.
Bagaimana dengan Indonesia? belum ada minat dari Kementrian Pertahanan dan TNI. Karena memang tidak ada ancaman musuh dari luar, beda dengan Vietnam. Namun Rusia kabarnya akan menawarkan rudal ini pada TNI. Akankah dibeli? entahlah …. wong beli Su-35 aja masih mbulet kayak tahu bulat.
Hadeeehhh…..ganti dulu menhanya….lo bsa bu susi…galak tuh…dia ga mau tanah airnya d akalin orang asing….
Semoga presiden yg baru mau main mata ama bang ruski
Harus beli… Ada ancaman dari China yg juga mengklaim beberapa wilayah di Natuna..