
Kebijakan kerajaan Malaysia melakukan “Kawalan Pergerakan” atau Lockdown berimbas pada ketersedian pangan dan pendapatan bagi masyarakat kecil.
Sejak diberlakukan Lockdown mulai 18 Maret, warga dengan pendapatan rendah di Malaysia mulai kehabisan uang dan makanan.
Seperti diutarakan oleh penarik becak di Malaysia bernama Rosman Alwi (53) mengaku tidak memiliki cukup uang membeli makanan sejak kawalan pergerakan atau (lockdown) diberlakukan di negara itu.
Rosman terakhir mendapatkan dua penumpang pada Kamis lalu. Mereka merupakan wisatawan asal Johor.
Sejak saat itu aktivitasnya dihentikan oleh polisi setempat dan ia bersama para penarik becak lainnya disuruh kembali ke rumah masing-masing. Dilarang mangkal di tepi jalan lagi.
Lebih lanjut Rosman menambahkan bahwa jika dirinya pulang ke rumah pun, ia juga sama sekali tidak memiliki stok makanan, sedangkan dirinya saat ini sangat kelaparan.
“Jika saya pulang, saya tidak punya makanan di rumah. LSM biasanya memberikan makanan sehari-hari. Saya bahkan bersepeda ke semua tempat yang biasanya menjadi lokasi pengiriman makanan, tetapi mereka telah berhenti melakukannya. Saya sangat lapar sekarang,” tegas Rosman.

Ia pun kemudian memperoleh uang senilai RM 10 dari reporter The Star yang melakukan peliputan tersebut, agar Rosman bisa membeli makanan.
Dikutip dari laman The Star, Senin (23/3/2020), para penarik becak di George Town, Penang, memang tengah menghadapi kelaparan karena makanan gratis yang biasanya mereka peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dihentikan untuk sementara waktu
Sedangkan bantuan dari kerajaan Malaysia pun belum diperoleh. Sungguh mengenaskan.
Tinggalkan Balasan