Percintaan politik antara Israel dan Arab Saudi itu mirip dengan kisah cinta backstreet, yang harus disembunyikan karena jika ketahuan bisa geger semua umat Islam di dunia. Karena sebuah Dinasti Kerajaan penjaga dua kota Suci kok bisa-bisanya bermesraan dengan negara yang selama ini dikampanyekan akan merebut tempat suci ketiga umat Islam, Baitul Maqdis.
Hubungan mesra tapi tidak resmi antara Israel dan Arab Saudi terungkap dengan cara yang agak aneh. Jika Enam anggota Gulf Cooperation Council (GCC) yaitu: Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, UEA, mereka telah memutuskan untuk mengungkapkan dukungan mereka untuk komunitas Yahudi di kawasan “Teluk Arab.” Mereka bertujuan untuk merangkul penyebaran agama Yahudi di seluruh wilayah Teluk terutama di 6 negara anggota GCC itu.
Iran, tentu saja, tidak diundang ke dalam agenda tersebut, karena GCC adalah formasi anti-Teheran.
Tentu saja, Arab Saudi telah mengambil peran utama dalam upaya ini karena pemimpin dan kantor pusat GCC ada di sana.
Hal ini selanjutnya digarisbawahi oleh satu “fakta” sederhana yang diberikan oleh media asal Israel, Haaretz. Yang mungkin agak dipertanyakan, yang menyebut bahwa Arab Saudi dulunya adalah Kerajaan Yahudi.
Pada tahun 2014 silam, sebuah ekspedisi Prancis-Saudi menemukan berbagai tulisan di selatan Arab Saudi, yang ternyata adalah teks Kristen dan Yahudi kuno.
Para peneliti bersemangat tentang kemungkinan menemukan mata rantai yang hilang antara huruf Arab dan huruf sebelumnya. Namun, Haaretz menemukan kebenaran – Arab Saudi bagian selatan, dan sebagai wakil untuk seluruh Jazirah Arab, kemungkinan besar adalah keturunan orang Yahudi.
Tidak mengherankan, karena pada masa pra Islam, saat kota Madinah bernama Yastrib, di sana memang banyak komunitas Yahudi. Baru pada masa Khalifah Umar bin Khattab terjadi islamisasi seluruh wilayah Jazirah Arab setelah ditaklukkanya Yerussalem.
Umar mengirim komunitas Kristen dan Yahudi Arab ke Yerussalem dan Damaskus. Dengan tujuan mengembalikan mereka ke tempat suci agamanya dan melindungi kota Suci Mekkah dan Madinah dari orang-orang non Muslim.
Media Haarezt berspekulasi bahwa di Yaman dulu juga ada kerajaan besar Yahudi. Ini bisa menjawab kenapa Arab Saudi yang telah kelelahan melawan pemberontak Huthi Yaman makin mesra dengan Israel di balik layar.
Bisa jadi, Yaman sedang disiapkan menjadi tanah air kedua bagi kaum Yahudi untuk kembali ke Semenanjung Arab sebagaimana para leluhurnya dahulu dan mengubang Semenanjung Arab menjadi Semenanjung Yahudi atau bahkan Teluk Persia menjadi Teluk Yahudi.
Yahh namanya juga politik, siapa yang tahu kan.
Posting Komentar untuk "Kisah Cinta Backstreet Antara Arab Saudi dan Israel Yang Makin Mesra"