Pada 8 Mei, sebuah drone bunuh diri menghantam Pangkalan Udara Ain al-Assad, markas militer Amerika Serikat (AS) di provinsi al-Anbar di Irak barat.
Dalam pernyataan resmi, Kolonel Wayne Marotto, juru bicara koalisi pimpinan AS, mengatakan bahwa sebuah hanggar pesawat rusak akibat serangan pesawat tak berawak tersebut. Juru bicara mencatat bahwa tidak ada korban jiwa.
“Serangan itu sedang diselidiki,” kata Kolonel Marotto. “Setiap serangan terhadap aset Pemerintah Irak, KRG [Pemerintah Wilayah Kurdistan], dan Koalisi AS telah merusak otoritas lembaga Irak, supremasi hukum, dan kedaulatan nasional Irak.”
Setelah serangan itu, wilayah udara di atas Pangkalan Udara Ain al-Assad ditutup, menurut laporan oleh al-Arabiya. Saluran berita yang berbasis di UEA mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak saat ini sedang mencari orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Pangkalan Udara Ain al-Assad menampung sebagian besar pasukan AS yang tersisa di Irak, diperkirakan hampir 2.500 personel. Banyak pesawat tempur dan drone koalisi pimpinan AS juga dikerahkan di pangkalan tersebut.
Pangkalan udara tersebut menjadi sasaran pasukan Irak pro-Iran pada beberapa kesempatan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, semua serangan sebelumnya dilakukan dengan roket.
Namun, ini bukan pertama kalinya drone bunuh diri digunakan dalam serangan terhadap pasukan AS di Irak. Pada 14 April, sebuah drone menghantam instalasi militer AS di Bandara Internasional Erbil di Irak utara.
Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone di Pangkalan Udara Ain al-Assad, sejauh ini. Koalisi pimpinan AS kemungkinan besar tidak akan menanggapi karena serangan itu tidak mengakibatkan korban jiwa. Serangan terbaru terhadap pasukan AS di Irak dimaksudkan untuk menimbulkan kerugian materi saja dan teror psikis pada personel militer AS.
Posting Komentar untuk "Pangkalan Militer AS di Irak Diserang Drone Bunuh Diri"